Senin, 29 Desember 2008

Sang pemimpi

Karya sastra merupakan suatu hasil yang diperoleh melalui suatu rangkaian ide dan gagasan melalui bahasa yang digunakan. Jakob Sumardjo dan Saini K.M(1991:3) mangatakan bahwa karya sastra merupakan hasil pemikiran imajinatif dan pemikiran panjang yang tidak dapat dilepaskan dari realita kehidupan. Karya sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat dan keyakinan dalam bentuk gambaran yang konkrit.

Fiksi atau karya sastra mrupakan hasil dialog, kontemplasi, dan realisasi pengarang terhadap lingkungan dan kehidupan.(Nurgiantoro,1998:3). Karya sastra hadir dan berperan penting dalam kehidupan masyarakat. Karya sastra banyak memuat kenyataan yang terjadi dalam jiwa, pikiran, dan kesadaran manusia.

Nurgiantoro(1995:1-2) menyatakan bahwa dunia kesusastraan mengenal prosa sebagai salah satu genre sastra. Prosa atau novel dalam pengertian kesusastraan juga disebut fiksi yang menawarkan berbagai persoalan manusia dan kemanusiaan, hidup dan kehidupan. Pengarang menghayati kehidupan yang kemudian diungkapkan kembali melaui fiksi sesuai dengan pandangan pengarang. Melalui ide dan gagasan itulah terwujud hasil sastra.

Sastra memang bukan kenyataan kehidupan sosial, tetapi selalu berdasarkan kenyataan sosial. Sastra adalah kenyataan sosial yang telah diolah oleh pengarangnya. Pengarang melahirkan karya sastra karena ingin menunjukkan kesalahan dan penyimpangan sosial serta protes terhadap masyarakat.

Novel merupakan hasil karya sastra yang menceritakan kehidupan suatu masyarakat sastra beserta aktivitas-aktivitas dan permasalahan-permasalahannya. Panuti Sudjiman(1990:56) mengatakan bahwa novel adalah prosa rekaan yang panjang yang menyuguhkan tokoh-tokoh dan menampilkan serangkaian peristiwa dan latar secara tersusun.

Novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata merupakan buku kedua dari tetralogi novel Laskar pelangi, yaitu: Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, Edensor dan Maryamah Karpov. Sang pemimpi termasuk novel yang ada di jajaran best seller untuk tahun 2006 - 2007. Bahkan mampu cetak ulang dalam waktu 10 hari. Novel ini menarik untuk dikaji karena didalamnya banyak mengungkapkan kahidupan sosial, pengaruh budaya Malayu, kemiskinan dan kesenjangan sosial. Meskipun demikian penyajian novel ini tidak terlalu dramatis. Andrea mampu menampilkan sudut pandang baru, misalnya memarodikan tragedi. Marah tanpa menyumpah-nyumpah, kritik tanpa memaki-maki, menyindir tanpa menyakiti.

Dalam Sang Pemimpi, Andrea bercerita tentang kehidupan ketika masa-masa SMA. Tiga tokoh utamanya adalah Ikal, Arai dan Jimbron. Ikal alter egonya Andrea Hirata. Arai, saudara jauh Ikal yang yatim piatu dan akhirnya menjadi saudara angkat Ikal. Jimbron,seorang yatim piatu yang terobsesi dengan kuda dan gagap bila sedang antusias terhadap sesuatu atau ketika gugup.

Ketiganya larut dalam kisah persahabatan yang terjalin dari kecil sampai mereka bersekolah di SMA Negeri Bukan Main, SMA pertama yang berdiri di Belitung bagian timur. Bersekolah di pagi hari dan bekerja sebagai kuli di pelabuhan ikan pada dini hari. Hidup mandiri terpisah dari orang tua dengan latar belakang kondisi ekonomi yang sangat terbatas namun punya cita-cita besar, sebuah cita-cita yang bila dilihat dari latar belakang kehidupan mereka, hanyalah sebuah mimpi.

Andrea Hirata Seman Said Harun, lahir 24 Oktober adalah seorang penulis Indonesia yang berasal dari pulau Belitung, propinsi Bangka Belitung. Andrea berpendidikan ekonomi di Universitas Indonesia, mendapatkan beasiswa Uni Eropa untuk studi master of science di Universite de Paris, Sorbonne, Perancis dan Sheffield Hallam University, United Kingdom. Oleh karena itu, novel tetralogi yang dihasilkannya berdasarkan lingkungan sosial kehidupannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar